Last modified: 2022-01-03
Abstract
Sosiologi maupun desain lahir dari Revolusi Industri. Sosiologi mempelajari perubahan dalam masyarakat urban yang dinamis dan industrial, sedangkan desain adalah disiplin yang penting bagi industri untuk menciptakan produk yang presisi, massal, dan fungsional. Dalam perkembangannya, kini desain menjadi materialisasi nilai-nilai melalui bentuk dua maupun tiga dimensi. Nilai-nilai yang dimaterialisasikan tersebut bisa diambil dari kebiasaan (habit), budaya, atau pemenuhan hasrat. Namun di dunia akademik, desain seringkali digambarkan begitu steril, yaitu sebagai pemecah masalah. Padahal desain juga menjadi salah satu sumber masalah, mulai dari polusi, konsumerisme, serta pendiktean selera maupun penyeragaman masyarakat secara global yang merupakan salah satu kajian kritis sosiologi. Ironisnya, pemerintah Indonesia malah mencanangkan hilirisasi bagi perguruan tinggi, bagaimana pendidikan tinggi diarahkan hanya untuk melayani kepentingan industri. Spirit Merdeka Belajar bisa membuka kesempatan bagi mahasiswa desain untuk belajar dan mendengar kritik dari disiplin sosiologi agar bisa turut serta memiliki imajinasi sosial yang positif dan etis melalui kampanye visual ihwal pola konsumsi, kepedulian lingkungan, bahkan menggugah kesadaran akan khazanah budaya Indonesia.
Keywords: desain, materialisasi nilai-nilai, sosiologi, revolusi industri hilirisasi
Keywords
References
Adlin, Alfathri (3 Mei 2008). Merayakan Waktu Senggang. Pikiran Rakyat.
Amir, Sulfikar (1994). Pengembangan Desain Produk Nasional Menghadapi Liberalisasi Perdagangan. Makalah Mata Kuliah Seminar Desain (DS 400). Bandung: FSRD - ITB.
Arendt, Hannah (1998). The Human Condition. Chicago: The University of Chicago Press.
Deresiewicz, William (June 1, 2008). The Disadvantages of an Elite Education. Dalam The American Scholar. https://theamericanscholar.org/the-disadvantages-of-an-elite-education/
During, Simon (2005). Cultural Studies: A Critical Introduction. Oxon: Routledge.
Erlhoff, Michael & Marshall, Tim (2008). Design Dictionary: Perspectives on Design Terminology. Basel, Boston & Berlin: Birkhäuser.
Guattari, Felix (1995). Chaosmosis: An Ethico-Aesthetic Paradigm. Blooming-ton & Indianapolis: Indiana University Press.
Lara, Eve (1989). Is the Work of the Designer Based on Meaning or Function?: A Seminar on Product Semantics. Dalam Form Function, 3, Finnish Society of Crafts and Design: Finland.
Neonbasu, Gregor, S.V.D., Ph.D. (2020) Sketsa Dasar: Mengenal Manusia dan Masyarakat (Pintu Masuk Antropologi). Jakarta: Gramedia.
Piliang, Yasraf Amir (1992). Decoding Postmodern Style: A Critical Analysis of the Aesthetic Languages of Contemporary International Swatch Watch Design 1980-1991. Tesis tidak dipublikasikan. London: Central Saint Martins College of Art & Design.
Piliang, Yasraf Amir (2012). Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya dan Matinya Makna. Bandung: Pustaka Matahari.
Ritzer, George (1996). Sociological Theory. New York: McGraw-Hill.
Roy, Robin (1992). Introduction: Meaning of Design and Innovation. Dalam Robin Roy & David Wield. Product Design and Technological Innovation, Phila-delphia: Open University Press.
Situmorang, Sabar P. (1994). Desain Dalam Fenomena Politik dan Pasar. Makalah pada mata kuliah Metodologi Desain, FSRD – ITB. Tidak dipublikasikan.
Stiegler, Bernard (2015). States of Shock: Stupidity and Knowledge in the Twenty-First Century. Cambridge: Polity Press.
Stobart, Jon & Vicki Howard (2018). Routledge Companions in Business, Management and Marketing. Oxon: Routledge.
Sugiharto, Bambang (2013). Humanisme dan Humaniora. Bandung: Pustaka Matahari.
Veblen, Thorstein (2007). The Theory of the Leisure Class. New York: Oxford University Press.
Walker, John (1989). Design History and the History of Design. London: Pluto Press.